Saturday, September 28, 2013

Ternyata.. Ponsel dan SIM Card Ada Emasnya!

Ternyata banyak limbah jika di kelola dengan benar dapat dijadikan lahan usaha yah gan... salah satunya ini nih.....

Jangan terburu-buru kaget, lalu merespons kurang positif misalnya : bo’ong ah.. atau respons terlalu positif, Anda langsung ngumpulin Hape-hape bekas apapun juga.. atau menangis-nangis sebab sudah terlanjur buang-buang simcard gara2 nyobain paket promo dari operator sana-sini.. (lebay banget deh..)
Tapi kenyataannya memang benar, di dalam HP dan Simcard ada kandungan emasnya. Tidak cuma emas, tapi mengandung tembaga dan perak juga. Ya, tapi SEDIKIT. Hehe.. mengingatkan kita dengan kandungan emas pada uang logam receh lima ratus rupiah yang kuningan, sering dibuat orang cincin pada periode yach.. kira-kira pas jaman saya SMA dulu (kapan ya??)..
Lalu, darimana emas atau logam-logam itu datang? Dalam sirkuit di ponsel atau chip di kartu SIM atau RUIM (CDMA) memang emas digunakan sebagai penyalur arus elektronik. Sebab emas memiliki reputasi jauh lebih baik dibanding tembaga dalam hal distribusi arus listrik. Produsen ponsel atau Sim/RUIM card tidak pernah mengurangi atau meniadakan kandungan logam mulia itu, walaupun dalam setiap unit jumlahnya hanya seperseribu gram. Kalau Anda rela bela-belain mengumpulkan sekitar satu juta Sim card bekas, maka bolehlah harap-harap cemas mendapatkan sekitar 1.000 gram atau satu kilogram emas murni. wuih mayan kan?

Nah, itu baru dari simcard. Dari ponsel bekas, kita bisa mengurai lebih banyak lagi emas, perak dan tembaga. Sebab kandungan pada ponsel memiliki perak dan tembaga yang jumlahnya cukup signifikan. Apa benar? Faktanya, Yokohama Metal Co Ltd, asalnya dari Jepang (ya iyaalaahh..) sebuah perusahaan pemulung barang bekas (keren amat ya pemulung di Jepang ..) telah menggeluti bidang ini sejak lama. Dari satu ton material yang diambil di tambang emas konvensional, nyatanya hanya sekitar 5 gram emas, dari satu ponsel bekas yang dilebur bisa didapat 30 kali lipat. Artinya, akan didapatkan sekitar 150 gram emas!
Belum selesai disitu, berita terbaru (dapat di cek di beberapa media ibukota, misalnya Wartakota, Rabu, 18 Juni 2008 dan Tabloid SINYAL) disebutkan bahwa perusahaan Singapura dan Jepang akan masuk Indonesia dan menawarkan pembelian Sim card bekas dengan harga Rp 100 perbuah, atau Rp 1.000 untuk sebuah Ponsel bekas. Mereka berencana akan membangun pabrik untuk melebur alat komunikasi tadi, menjaring emas, tembaga dan perak yang ada.
Bagaimana peluangnya? Tahun 2008 ini saja, pelanggan Telkomsel sudah 52 Juta orang. Pertumbuhan pelanggan diklaim hingga 30% pertahun. Belum lagi dari delapan operator tanah air lainnya. Ditambah gaya hidup masyarakat yang suka gonta-ganti simcard demi menikmati berbagai fasilitas dan promo, maka dari berbagai sumber, misalnya tabloid SInyal, disebutkan kalau satu bulan bisa terkumpul 25 juta “kartu mati”. Jika berat kartu 2 gram, maka jumlah totalnya 50 ton. Nah, kalau semuanya dikumpulkan dan diambil logamnya, maka didapat sekitar 25 kilogram emas sebulan, dan sekitar 100 kg tembaga.
Sedangkan dengan cara melumatkan 10.000 ponsel bekas atau seberat satu ton (asumsi berat rata-rata HP adalah 100 gram) maka akan didapat 150 gram emas, 100 kilogram tembaga, dan 3 kilogram perak. Ini di luar plastik, atau timah dari ponsel yang dilumatkan/dilebur tersebut yang juga di dapatkan dari proses. Menggiurkan bukan? ya, asalkan ada alatnya untuk melebur hehe.. teknologi ini sayangya (belum) dilirik dan dimanfaatkan oleh perusahaan di Indonesia. Istilah lokalnya.. nggak ngeh dan belum menangkap peluang ini. Jadinya ya perusahaan luar lagi deh yang mo masuk (jadi inget kasus Freeport, Exxon dan konco-konconya yang ngubrak abrik negeri ini hehe..)
Namun ya bingung juga, gimana mo saingan la wong untuk tingkat “pulung-memulung sampah” saja perusahaan sekelas PT yang bermain! paling-paling masyarakat Indonesia berkesempatan “berpartisipasi” dari hasil penjualan ponsel danm simcard mati ke perusahaan-perusahaan tersebut.. itu pun kalau ada yang mau ngumpulin 100 rupiah per simcard. Kecil sekali kan? Jadi apa bisa industri ini dilaksanakan di Indonesia. Bisa saja, sebab perusahaan memiliki manajemen stratejik dimana tentunya tidak hanya mengandalkan pasokan “bahanbaku” eceran dari pemulung dan pengguna ponsel, namun bisa bekerjasama secara legal formal ke berbagai pihak.
Kita lihat saja nanti perkembangannya.. untuk sementara.. 10 – 0 untuk Jepang vs Indonesia hehe..


Sumber: http://unggulo.wordpress.com/2008/07/01/ternyata-ponsel-dan-sim-card-ada-emasnya/