Thursday, February 12, 2015

Percayakah Anda Bumi Tercipta pada 22 Oktober 4004 SM?


Para saintis umumnya percaya bumi ini telah berumur sekitar 4,5 miliar tahun. Keyakinan itu didapat berdasarkan bukti meterorit dan tingkat peluruhan molekular. Namun karena sains demikian rumit dan kerap membosankan, orang sering mencari cara dan sumber lain untuk mengukur usia bumi. Dan, hasilnya cukup mengejutkan, kendati ada juga yang menganggapnya lelucon.

Lalu berapakah usia bumi sebetulnya?

Salah satu perhitungan yang kini banyak dibicarakan, sebagaimana dikisahkan oleh Brian Palmer, kolumnis pada the Slate, (12/10), adalah yang dilakukan oleh seorang bishop Irlandia yang hidup di abad 17. James Ussher, bishop itu, mengatakan bumi ini tercipta pada tanggal 22 Oktober tahun 4004 Sebelum Masehi (SM) pukul 18:00.


Ussher membuat perkiraan tentang hari penciptaan berdasarkan data kronologis kisah-kisah di Alkitab. Kemudian ia membandingkannya dengan peristiwa bersejarah dalam peradaban. Usshers antara lain menggunakan hari kematian Raja Babilonia, Nebuchadnessar sebagai salah satu batu penjuru perhitungan. Kematian itu  terjadi pada tahun 562 SM.

Ia juga memperhitungkan penafsiran atas berbagai data di alkitab. Antara lain, Adam yang hidup selama 930 tahun, putranya Set yang hidup 912 tahun, Israel menjalani pembuangan ke Mesir selama 430 tahun dan sebagainya. Berdasarkan berbagai data dan penafsiran itu, Ussher kemudian yakin bahwa bumi ini tercipta pada tanggal 22 Oktober tahun 4004 SM pukul 18:00.

Uniknya, berbagai perhitungan tentang usia bumi yang didasarkan pada kronologi kisah Alkitab memang tidak jauh berbeda. Bila mengacu pada perhitungan yang dilakukan oleh St Theopilus dari Antiokia pada abad kedua, bumi ini lahir pada tahun 5529 SM, atau hanya berbeda sekitar 1500-an tahun. Sedangkan menurut Joseph Juste Scaliger dalam karyanya  De emendatione temporum (1583), bumi ini tercpita pada tahun 3949 SM.

Yang agak mengejutkan, baru-baru ini, seorang evangelis dari AS, Paul Brown melontarkan lagi perkiraan yang kontroversial. Dia mengatakan bumi ini sudah berusia 9000 tahun. Sayangnya, ia tidak mengemukakan apa yang mendasari perhitungannya itu.

Anda mungkin bertanya, apa perlunya manusia merepotkan hari lahirnya bumi?

Jangan kaget. Para teolog abad  17 –dan sampai kini masih ada yang meyakininya—umumnya percaya bahwa Armageddon atau sering juga diartikan sebagai hari kiamat, akan tiba jika usia bumi sudah mencapai 6000 tahun. Maka usia bumi tentu perlu diketahui untuk menaksir berapa lama lagi kira-kira masa kiamat itu akan tiba. Sebagian orang akan mempergunakannya untuk bertobat, tetapi ada juga yang memanfaatkan waktu untuk mengambil ancang-ancang untuk pindah ke planet lain.

Yang jelas, bila percaya pada perkiraan Ussher, Anda dapat bernafas lega, karena Armageddon ternyata tak benar-benar terjadi. Sebab seharusnya ia sudah muncul pada tahun 1996 lalu.

Sedangkan bila Anda percaya pada Paul Brown dan kepada perkiraan para saintis, Anda makin bisa bernafas jauh lebih lega. Sebab, jika bumi ini sudah berusia 9000 tahun atau malah miliaran tahun, itu berarti ramalan tentang kedatangan Armageddon sama sekali sudah ketinggalan zaman. Karena Armageddon seharusnya sudah terjadi setidaknya 3000 tahun lalu.

Lain halnya jika Anda memang benar-benar percaya akan adanya Armageddon tersebut. Bila itu yang Anda yakini, seberapa pun usia bumi tak lagi penting.

Nah, mana yang Anda yakini?

No comments:

Post a Comment